Lebih parah lagi, semua pintu masuk dan jalur keluar dari dan ke Gaza telah ditutup. Di lautan, Gaza diblokade Israel selama 24 jam. Kapal-kapal perang Israel standby, menghancurkan dan membunuh semua perahu, bahkan walau sekedar perahu nelayan. Di udara, Gaza dimonitor 24 jam. Pesawat-pesawat tanpa awak terbang bebas. Belum lagi pesawat Apache yang siap dengan senjata menerjang. Sedangkan di darat. Seluruh perbatasan dengan tanah Palestina yang dicaplok Israel, dibangun tembok rasis setinggi 12-21 meter ke atas. Tentu dengan pengawasan superketat dengan kamera CCTV yang bisa membaca panas tubuh.
Di sisi lain, perbatasan dengan Mesir ditutup. Hanya dibuka 3 hari dalam sebulan. Itu pun khusus untuk kebutuhan kemanusiaan. Perbatasan Refah praktis dibuka full di masa Presiden Mursi berkuasa. Setelah As-Sisi, perbatasan Mesir malah menjadi pengabdi utama terhadap kepentingan Israel. Dimana militer Mesir melakukan aksi-aksi militer yang tidak mampu dilakukan Israel sekalipun. Mulai dari penghancuran terowongan bawah tanah tempat menyelundupkan logistik dan kebutuhan primer rakyat Gaza. Hingga pemusnahan rumah-rumah penduduk di Rafah, yang dahulu ditenggarai membantu perjuangan rakyat Gaza.
Jangan berpikir wilayah Gaza semisal Indonesia. Jikapun ada pertanian, Israel sudah siap membakar ladang-ladang rakyat Gaza. Jangan juga berpikir soal peran Mahmoud Abbas. Presiden boneka Israel yang lebih menikmati menjadi sosok tukang stempel kepentingan israel. Mahmoud Abbas sosok yang lebih buruk dibanding Yasser Arafat. Mirip dengan Mesir. Kini setelah era Mubarak, rakyat Mesir malah dimpimpin sosok haus darah agen Zionis, Jenderal As-Sisi.
Jadi saudaraku. Tidak ada harapan lagi -selain memohon kepada Allah. Tentu bagi kita adalah, meninggalkan jejak-jejak jihad di tanah Gaza. Sungguh rakyat Gaza tidak sedang dihinakan. Tapi mereka tengah dimuliakan Allah Ta'ala. Seiring dengan raihan pahala syuhada yang sedikit impossible bagi kita. Rakyat Gaza telah membukakan tabir wajah-wajah munafik keturunan Abdullah bin Saba atau keturunan Persia, yang berpenampilan Islam. Tapi jiwa-raga-dan hartanya hanya untuk Yahudi.
Tentu kita tidak sama dengan mereka. Seperti dikatakan Ismail Haneya, "Kami mencium aroma kebajikan warga Indonesia. Negara yang jaraknya puluhan ribu kilometer dari kami. Namun kepedulian dan donasinya, teramat kami rasakan!" Kita kah itu?
*****
Mari kita bantu saudara2 kita di Gaza Palestina yang saat ini sedang diserang oleh Yahudi laknatullah. Salurkan bantuan anda ke bawah ini:
Komnas Untuk Rakyat Palestina (KNRP) No rek BSM 1800022210
0 komentar:
Posting Komentar