Pondasi Sarang Laba-Laba |
Pondasi sarang laba-laba ditemukan oleh dua orang
Indonesia pada tahun 1976 silam. Yaitu Ir. Sutjipto dan
Ir. Ryantori. Temuan ini berawal dari sebuah
penelitian sebagai solusi terhadap dilema yang selalu muncul, sewaktu
merencanakan gedung berketinggian tanggung yang butuh pondasi
dangkal, seperti gedung berlantai satu sampai delapan.
Tersendatnya pembangunan sebuah gedung merupakan salah satu contoh masalah yang muncul dalam dunia konstruksi. Contoh lainnya ialah timbulnya dilema waktu merencanakan konstruksi yang dihadapkan pada keadaan tinggi atau berat gedung tanggung, daya dukung tanah permukaan rendah atau letak tanah keras cukup dalam. Diberi nama konstruksi sarang laba-laba atau disingkat KSLL karena bentuknya yang mirip sarang laba-laba. Sistem fondasi sarang laba-laba hasil karya bangsa Indonesia asli itu, tak hanya menjawab kebutuhan dunia teknologi konstruksi, dari sistem fondasi yang dari sisi ekonomis (segi biaya) murah. Dalam perhitungan, biaya bisa dihemat hingga 50 persen, namun dari sisi kecepatan waktu, sistem KSLL ini sangat efisien, sebab menerapkan prinsip ban berjalan sehingga pengerjaannya pun lebih cepat ketimbang sistem konstruksi lain. Selain itu sistem KSLL mempunyai multi guna.
Selain digunakan sebagai pondasi bangunan bertingkat tanggung (12 lantai), KSSL juga telah diaplikasikan untuk pembangunan infrastruktur seperti bandara khususnya untuk konstruksi Runway, Taxiway dan Apron, seperti yang telah dikerjakan di bandara Juwata dan pembangunan Apron untuk pangkalan TNI AU di Tarakan, Kalimantan Timur. Penghargaan sebagai Pemenang Lomba Karya Konstruksi Tahun 2007 untuk Kategori Teknologi Konstruksi yang diselenggarakan oleh Departemen Pekerjaan Umum tahun lalu akan lebih memiliki arti lagi bila adanya kesadaran dari pihak praktisi bisnis di bidang konstruksi Indonesia untuk mengaplikasikannya sebagai wujud kebanggaan akan karya cipta Bangsa Indonesia dan juga berusaha untuk mensosialisasikannya di tingkat international untuk menjadikan Pondasi KSSL sebagai Prestasi Dunia Dari Indonesia, akan tetapi untuk mewujudkan itu semua memerlukan dukungan dari berbagai pihak khususnya dalam hal ini pemerintah.
Melalui berbagai studi dan
diskusi, KSLL terus dikaji. Dari sebuah lokakarya di kota Bandung, Jawa
Barat, mengukuhkan bahwa fondasi sarang laba-laba sebagai salah satu
alternatif solusi fondasi, dapat dipertanggung jawabkan dan layak
dikembangkan. Kini, lisensi untuk pemasaran sistem fondasi KSLL ini
dipegang oleh PT. Katama Suryabumi.
Konstruksi sarang laba – laba adalah sistem konstruksi bangunan bawah yang memaduka antara kekuatan beton dengan sistem kosntriksi perbaika tanah yang digunakan pada daerah yang daya dukungnya berkisar 0.15-0.4 Kg/ Cm2. dengan bentuk sistem konstruksinya yang sedemikian itu, maka KSLL boleh digambarkan sebagai suatu lapisan batu karang yang cukup tebal, sehingga memiliki kekekalan dan daya dukung yang cukup tinggi. Dari 1000 lebih bangunan yang menggunakan sistem KSLL ini, hingga saat ini belum terdapat bangunan yang mengalami keretakan berarti. Ini berarti KSLL memberikan stabilitas yang tinggi, meski terjadi guncangan. Risiko penurunan yang tidak merata, dapat dieliminasi sampai mendekati angka 0. Sistem ini mampu membuat tanah menjadi bagian dari struktur fondasi. Sistem pondasi ini memiliki kekakuan (rigidity) jauh lebih tinggi/baik dan bersifat monolit bila dibandingkan dengan sistem pondasi dangkal lainnya.Karena plat konstruksi pada sarang laba-laba dapat bekerja dengan baik terhadap beban-beban vertikal kolom, bila ditinjau dari perbandingan penurunan dan pola keruntuhan. Rib juga berfungsi sebagai penyebar tegangan atau gaya yang bekerja pada kolom.dimana pasir,tanah sebagai pengisi dipadatkan dan berfungsi untuk menjepit rib-rib konstruksi terhadap lipatan dan puntir. Dengan memanfaatkan tanah hingga mampu berfungsi sebagai struktur dengan komposisi sekitar 85% tanah dan 15 %beton,maka sistem ini dari segi biaya lebih murah dari sistem pondasi lainnya. Oleh karena itu pondasi sistem konstruksi sarang laba-laba akan menjadi suatu sistem struktur bawah yang sangat kaku dan kokoh serta aman terhadap penurunan dan gempa.
Sarang laba-laba dibuat pada bidang yang tidak stabil seperti dedaunan
yang selalu bergoyang. Mengaplikasikan prinsip alam yang telah terbukti
pada pondasi bangunan telah terbukti mampu bertahan pada bencana alam
yang sangat destruktif gempa.
sumber
0 komentar:
Posting Komentar